Oleh : Irfan Riswandi, S.Kom., M.Pd.*
Mayoritas anak-anak baik yang lulusan SD/MI maupun SMP/MTs pasti lebih menginginkan masuk ke sekolah umum (SMP/MTs, SMA/MA maupun SMK). Mengapa itu terjadi?, banyak yang bilang kalau pendidikan di pesantren itu sulit, terbatas, terkekang, banyak aturannya, lebih banyak materi agamanya dan harus disiplin waktu, sedangkan di sekolah umum pendidikannya bebas, materinya lebih ringan dan tidak ada pembatasan antara siswa laki-laki dan perempuan. Inilah yang sering membuat perbedaan pola pandang antara orang tua yang menyekolahkan dengan sang anak yang disekolahkan. Perbedaan ini kemudian meruncing dimana antara orang tua dan anak bertolak belakang keinginan. Orang tua ingin anaknya masuk pesantren karena rasa khawatir akan bebasnya pergaulan, merosotnya nilai moralitas dan berbagai peristiwa yang di tayangkan media tentang sepak terjang para pelajar. Mereka berharap dengan memasukkan anaknya ke pesantren dapat menjadikan sang anak memiliki bekal agama yang kuat sehingga tidak terseret arus globalisasi yang kian vulgar. Namun bagaimana dengan sang anak yang akan menjalani pendidikan selama beberapa tahun ke depan?. Mayoritas anak baik lulusan SD/MI maupun SMP/MTs lebih menginginkan masuk ke sekolah formal (SMP/MTs, SMA/MA maupun SMK). Mengapa?. Tentunya segudang alasan akan meluncur dari mulut mereka sebagai argumentasi untuk meluluhkan sang orang tua. Tetapi sesungguhnya alasan mendasar yang ada di pikiran mereka hanya satu. Mereka sudah antipati dengan yang namanya “PESANTREN” yang menurut mereka sangat terkesan ndeso, kuno, nggak keren, menjemukan, nggak bebas, dan hanya akan menghilanhkan masa-masa indah remaja mereka. Pesanten juga terkesan menjauhkan mereka dari dunia modern, anti teknologi, karena di pondok tidak boleh membawa HP, laptop.kamera dll, anti dunia luar, di pondok tidak boleh semaunya keluar asrama untuk jalan-jalan nongkrong di mall, dll, anti pacaran dan masih segudang kegembiraan yang akan tercerabut jika berada di pesantren. Nah, bagaimana sebenarnya yang terjadi?. Berikut ini kami mencoba memberikan gambaran perbedaan antara pendidikan umum (SD, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK) dengan pendidikan Pondok Pesantren Salapiyah.
Kelebihan dari pendidikan sekolah umum :
- Memiliki kurikulum tetap dan mengikuti perkembangan serta menyesuaikan dengan standar pendidikan Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah. Memiliki buku ajar yang permanent untuk proses belajar mengajar yang efektif. Satuan Pelajaran yang sudah ditetapkan menjadi acuan dalam proses belajar mengajar. Mendapatkan pengakuan secara Nasional brupa sertifikatatau ijazah yang diterma oleh semua pihak.
- Beberapa metode yang dipakai dalam pendidikan sekolah umum, diantaranya sebagai berikut: Ceramah, bermain, praktikum, tanya jawab dan lain-lain yang di sesuaikan dengan bidang studinya. Ada sebagian sekolah mengadakan kegiatan belajar mengajar tidak di dalam kelas namun juga di luar ruang kelas.
- Proses belajar mengajar berlangsung selama 7 jam min atau max 9 jam dalam sehari. Dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas, termasuk ruang praktikum.
- Komponen Warga Belajar Guru yang tetap.
Kekurangan dari pendidikan sekolah umum:
- Kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan yang disampaikan oleh Pemerintah. Kebanyakan tenaga pendidik merasa kewalahan terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan Pemerintah.
- Sumber Daya Manusia dalam mengajar kurang maksimal, kebanyakan tenaga pendidik enggan melakukan berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar
- Membutuhkan sarana prasarana yang lengkap dan membutuhkan biaya pendidikan yang mahal
- Komponen warga belajar Wali siswa kebanyakan kurang andil dalam bagian proses belajar mengajar. Tenaga pendidik kurang dalam menambah pengetahuan sehingga peserta didik merasa bosan dengan apa yang disampaikan.
Itulah sekilas kelebihan dan kekurangan yang ada di lembaga pendidikan formal.
Lalu bagaimana dengan pesantren salapiyah. Adapun kelebihan dalam pendidikan di pesantren salapiyah diantaranya adalah sebagai berikut:
- Kurikulum Pesantren mampu membuat dan menentukan kurikulum sendiri tanpa mengikuti standar pendidikan yang di tentukan oleh pemerintah. Pesantren mampu memberikan nilai lebih dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan keilmuan yang dibutuhkan santri.
- Metode pengajaran mampu mengembangkan metode-metode baru dalam menanamkan konsep maupun mempraktekkan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Santri dapat belajar langsung dari pengalaman yang timbul sehari-hari dan menanyakan (study) kasus secara langsung dengan dewan guru (ustadz/ ustadzah) yang bersangkutan. Proses belajar mengajar dilakukan 24 jam sehari semalam, sehingga kekurangan yang terjadi akan tertanggulangi secara langsung.
- Dukungan lingkungan terhadap proses belajar mengajar langsung diperoleh santri dari ustadz
- Komponen warga belajar Kyai, asrama, tempat belajar, ruang praktikum, guru, santri, wali santri. Semua komponen mampu mengaplikasikan dan menjadikan hidup adalah belajar dan ibadah
Kekurangan dari pendidikan pesantren salapiyah :
- Kurikulum selalu berubah tanpa ada pemberitahuann dan sekehendak kyai. Tidak adanya standar tetap keberhasilan seorang santri dikatakan telah lulus atau tamat menempuh pendidikan
- Aktifitas santri untuk bertanya kurang, Santri terlalu difokuskan pada hafalan dan konsep-konsep pada setiap mata pelajaran , sehingga sebagian santri merasa cepat bosan dengan metode tersebut
- Kebersihan lingkungan terkadang di abaikan karena kurangnya tempat untuk belajar lebih konsentrasi
- Setiap santri diwajibkan belajar mandiri dapat mengakibatkan seorang santri malas, karena kurangnya bimbingan dan pengawasan dari para guru atau ustadz.
Dari paparan di atas, kita bisa melihat bahwa setiap lembaga baik sekolah maupun pesantren masing-masing memiliki kelebihan namun juga memiliki kekurangan . Padahal semua orang akan mendambakan sebuah kesempurnaan, meski ini sangat sulit atau bahkan tidak mungkin, yang artinya haruslah digabungkan kelebihan sekolah dan kelebihan pesantren serta menambal kekurangan sekolah umum dan kekurangan dari pesantren itu sendiri. Kita dapat membayangkan betapa indah dan hebatnya generasi bangsa ini yang lahir dari penggabungan dua kekuatan yang luar biasa. Kekuatan intelektual sekolah dan kekuatan spiritual pesantren. Kiranya akan lahir putra-putra bangsa yang cerdas namun tetap berakhlaqul karimah sesuai kaidah-kaidah dan norma-norma islam. Pesantren tetap lebih baik dari sekolah umum. Terlepas dari semua kekurangan dan kelebihan dari masing-masing lembaga, pesantren tetap memiliki nilai lebih. Betapa tidak, sebuah negara akan berdiri kokoh jika para pemimpin dan masyarakatnya memiliki akhlaq yang baik sehingga dalam setiap langkah dan perbuatannya akan senantiasa menepati aturan dan norma-norma yang diperbolehkan oleh Allah SWT. Dan hal itu hanya akan dapat terwujud saat para pemimpin dan masyarakat negara itu mempunyai pengetahuan dan kesadaran agama yang tinggi dimana di dalam agamalah hukum-hukum dan norma-norma Allah SWT tersirat dan tersurat. Dan jelas pesantren mengungguli sekolah karena dalam hal ini memang pelajaran utama pesantren adalah kajian tentang hukum-hukum Allah SWT. Melalui kajian kitab-kitab suci, fatwa para ulama dan lain sebagainya. Korupsi, perselingkuhan dan berbagai kejahatan yang tejadi sebagaimana kita saksikan belakangan ini adalah karena minimnya pengetahuan agama dan kesadaran manusia akan hukum-hukum dari Allah SWT. Yang tertuang dalam agama. Sayangnya, seperti yang telah kami ungkap diawal, kini pesantren sungguh menjadi lembaga yang sangat tidak menarik terutama bagi generasi muda kita, tergerus oleh norma-norma ciptaan manusia yang kemudian disebut globalisasi, modernitas atau apapun namanya. Maka dibutuhkan sebuah terobosan baru untuk kembali menarik generasi muda kita masuk ke dalam lingkar kehidupan yang agamis.
Inilah yang menjadi salah satu alasan Pesantren Condong, menggagas lahirnya sebuah lembaga pendidikan formal (sekolah) namun berbasis pada keilmuan agama (pesantren) atau lebih dokenal dengan istilah terpadu. Pondok Pesantren Condong berharap agar dapat kembali merangkul generasi-generasi muda (lulusan SD/MI dan SMP/MTs) di lingkungan masyarakat untuk kembali ke dunia akhlaq mulia. Untuk menjawab tantangan zaman dan mengakomodir keinginan masyarakat (orang tua siswa) yang menginginkan anaknya belajar ilmu agama sehingga dapat diharapkan menjadi waladun solikhun, namun juga tetap menarik bagi generasi muda (anak) mengingat sebuah pendidikan hanya akan berhasil jika ada ketertarikan dan kecintaan yang dididik. Maka lahirlah dengan segala pelajaran dan aktifitas layaknya sekolah umum lainnya, namun berada di lingkup pesantren dibawah asuhan dewan guru yang memberikan pendidikan keagamaan seperti di pesantren condong ini, Insya Alloh terus berbenah diri untuk meningkatkan pelayanan sehingga dapat memenuhi keinginan semua pihak.
Banyak orang mempertanyakan sistem keterpaduan yang diusung oleh Pondok Pesantren Riyadlul-‘Ulum Wadda’wah Condong dalam pola pendidikannya. Hal ini mengingat semakin menjamurnya sekolah-sekolah terpadu yang mengekor pesantren ini. Berikut penjelasan tentang sistem pendidikan terpadu yang ditawarkan oleh Pondok Pesantren Riyadlul-‘Ulum Wadda’wah Condong.
Tahun 2000 adalah tonggak baru dalam sejarah Pondok Pesantren Riyadlul-‘Ulum Wadda’wah yang mana para pengelolanya memutuskan untuk menggabungkan tiga sintesa sistem pendidikan. Hal ini didasarkan pada satu pijakan bahwa setiap sistem pendidikan tersebut masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Tanpa berpretensi menjadi sebuah sistem pendidikan yang sempurna, sistem pendidikan terpadu yang diusung oleh Pondok Pesantren Riyadlul-‘Ulum Wadda’wah memiliki cita-cita mulia untuk membina generasi muda Indonesia menjadi generasi yang kaffah dan bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
Ada beberapa landasan di pesantren ini yang bersatu padu dan berkolaborasi sehingga menjadi sebuah sistem pendidikan terpadu (integrated education system):
- Dunia dan Akhirat. Dalam sistem pendidikan terpadu, tidak ada dikotomi kepentingan antara kegiatan dunia dan akhirat. Kegiatan-kegiatna bersifatdunyawiyah sama pentingnya dengan yang bersifat ukhrowiyah. Begitupun dengan porsinya. Sehingga menghasilkan insan paripurna yang tidak sekuleristik.
- Kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum pesantren mencoba untuk memadukan 3 sintesa kurikulum dengan proporsional; pendidikan nasional, pendidikan modern ala Gontor dan pendidikan salafi. Metode yang dipake adalah alhmuhafadzoh ‘ala qodimi shale wal akhdu bijadidil ashlah. Selain itu, pesantren tidak mendikotomikan antara pelajaran umum dan agama, semuanya adalah ilmu yang berasal dari Allah yang Maha Mengetahui.
- Kegiatan. Seluruh kegiatan yang ada di pesantren bersatu padu sehingga membentuk sebuah sistem pendidikan yang terpadu. Pendidikan dalam hal ini diartikan sebagai penugasan dan pembiasaan di mana apa yang santri dengar, lihat dan rasakan sepenuhnya bagian dari pendidikan.
- Sistem Pendidikan. Selama ini banyak sekali pondok pesantren yang membiarkan sistem pendidikan pesantren terpisah dengan sekolah, sehingga seringkali ditemukan berbagai kegiatan kontradiktif satu sama lain. Dalam sistem terpadu pondok pesantren Condong sekolah dan pesantren bersatu padu tanpa ada diskriminasi dan pemisahan. Santri adalah siswa dan siswa adalah santri itu sendiri. Dengan konsep seperti ini diharapkan para santri dapat memandang semua mata pelajaran dengan fair tanpa ada diskriminasi.
- Proses Pendidikan. Pondok Pesantren Condong berkeyakinan bahwa proses pendidikan harus bersifat holistik, dalam artian harus menyeluruh dan menyentuh seluruh aspek manusia baik itu kognitif, psikomotorik maupun afektif. Pesantren tidak mengagung-agungkan pencapaian dalam bidang kognitif saja, akan tetapi aspek-aspek lain pun diperjuangkan. Sebagai konsekuensinya pesantren menyediakan berbagai macam kegiatan ekstra kurikuler.
- Manajemen Keuangan. Keuangan tidak diberikan kepada salah satu atau sebagian dari keluarga pondok. Semua cash flow keuangan dikelolah oleh pesantren untuk kesejahteraan semua stake holder pesantren.
- Totalitas. Inti dari sistem pendidikan terpadu adalah totalitas dalam semua kegiatan pondok pesantren
Ekstra Kurikuler dan Kegiatan
Pendidikan pondok pesantren lebih unggul dari lembaga pendidikan lainnya karena memiliki konsep pendidikan terpadu selama 24 jam. Kurikulum pendidikan tidak hanya seperangkat pengajaran yang terdiri dari beberapa pelajaran-pelajaran di kelas saja, akan tetapi apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan oleh santri adalah rententan pendidikan. Pendidikan adalah penugasan, pengajaran, dan pembiasaan selama satu hari semalam santri tinggal di kampus pendidikan. Dalam terminologi pendidikan pondok pesantren istirahat didefinisikan sebagai pergantian dari satu aktivitas ke aktivitas yang lainnya.
Pondok Pesantren Riyadlul-‘Ulum Wadda’wah berusaha dengan sekuat tenaga untuk menjadikan semua elemen yang ada di dalamnya bagian dari proses pendidikan. Hal ini terkejawantahkan dalam seabreg aktivitas santri selama 24 jam lamanya. Hal ini berjalan secara terus menerus dan dievaluasi secara berkala. Selain itu, setiap stakeholders senantiasa berkoordinasi agar setiap kegiatan yang ada di pesantren dapat berjalan beriringan satu sama lain.
Berikut adalah beberapa aktivitas santri:
HARIAN
Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar di Pondok Pesantren Riyadlul-‘Ulum dimulai pada pukul 07.00 s.d 15.00 dengan pemberian waktu istirahat pada pukul 10.00 s.d 10.30 dan 12.00 s.d 13.30. Dalam sehari ada 10 jam mata pelajaran kecuali hari Kamis yang hanya memiliki 6 mata pelajaran.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, pesantren mengadakan supervisi pendidikan secara berkala dan In House Training pada setiap awal semester. Selain itu, setiap sebulan sekali rutin diadakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran.
Pemberian Kosa Kata Bahasa Arab dan Inggris
Kegiatan ini dilaksanakan setiap pagi setelah shalat shubuh dan baca al-Quran. Setiap santri dibekali kosa kata bahasa Arab dan Inggris yang dapat mereka pergunakan dalam percakapan sehari-hari. Selain itu, di akhir semester ada ujian komprehensif bahasa.
Sorogan
Salah satu ciri khas yang masih dipertahankan di Pondok Pesantren Riyadlul-‘Ulum Wadda’wah adalah pengkajian kitab kuning dengan metode sorogan, bandongan danwetonan. Untuk meningkatkan keterampilan santri dalam membaca kitab kuning, mereka tiap bakda maghrib mengikuti kegiatan sorogan yang dibimbing oleh para ustadz muda. Dalam kegiatan sorogan, para santri mengulang pelajaran kitab kuning yang telah mereka pelajari di pagi hari.
Belajar Malam
Belajar malam (mudzakaroh) dimaksudkan untuk memberikan santri waktu untuk mengulang pelajaran-pelajaran yang telah mereka pelajari di pagi hari. Selain itu, mereka juga bisa mempersiapkan pelajaran-pelajaran yang akan mereka pelajari di esok hari. Kegiatan ini mendapat bimbingan langsung dari wali kelas pembimbing masing-masing kelas.
Shalat Dhuha
Setiap paginya, ketika istirahat santri dianjurkan untuk mengikuti shalat dluha di masjid jami’. Setelah itu mereka istighosah dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bekal rohani dan kebiasaan baik bagi setiap santri.
Shalat Tahajjud
Tiap paginya, para santri dibangunkan pukul 03.30 untuk shalat tahajjud, tadarus sambil menunggu shalat shubuh. Shalat tahajjud diyakini memberikan efek positif bagi para santri. Selain itu diharapkan santri semakin dekat dengan Tuhan mereka.
MINGGUAN
Apel Mingguan
Apel mingguan dilaksanakan tiap awal pekan yaitu hari Sabtu. Dalam kegiatan ini pimpinan pesantren berkesempatan untuk memberikan wejangan kepada setiap santri tentang berbagai macam hal seperti nilai-nilai pesantren, sistem pendidikan, prinsip-prinsip perjuangan, disiplin, dan lain sebagainya. Selain itu, secara berkala pesantren mengumumkan kelas terbersih dan berprestasi dalam jangka waktu satu minggu.
Muhadloroh
Muhadloroh adalah latihan retorika dalam 4 bahasa; Arab, Inggris, Indonesia dan Sunda. Kegiatan ini dilaksanakan 2 kali dalam seminggu. Para santri diberi kesempatan untuk mengasah kemampuan retorika mereka dalam kegiatan ini.
Muhadatsah
Muhadatsah adalah latihan percakapan dalam bahasa Arab dan Inggris di bawah bimbingan santri senior. Para santri bercakap-cakap dalam ke dua bahasa tersebut tentang tema-tema yang diberikan oleh Bagian Penggerak Bahasa.
Pramuka
Kegiatan kepramukaan sangat penting untuk melatih mental dan karakter para santri. Untuk itu, semua santri di Pondok Pesantren Riyadlul-‘Ulum Wadda’wah wajib mengikuti kegiatan kepramukaan tiap hari Kamis. Di samping mempelajari teknik-teknik kepramukaan, santri dididik untuk menjadi insan yang tangguh dan mandiri. Gerakan Pramuka Pondok Pesantren Riyadlul-‘Ulum Wadda’wah sudah menjadi langgananan kejuaran-kejuaran pramuka tingkat kota, provinsi maupun nasional.
Deba/Barjanzi
Deba/Barjanzi adalah kumpulan puji-pujian kepada Nabi Muhamamad SAW. Barjanzi seringkali digunakan dalam kegiatan-kegiatan keagamaan seperti aqiqah, maulid Nabi SAW, dll. Untuk menumbuhkan kecintaan santri terhadap suri tauladan Nabi Muhammad SAW, diadakan pembacaan barjanzi satu kali seminggu.
Riyadloh
Riyadloh adalah salah satu sarana untuk mendekatkan santri secara spiritual terhadap Allah Subhanahu wa ta’ala. Acara ini adalah latihan menuju maqom ihsan dalam beragama. Santri bermuhasabah dan mengevaluasi amalan mereka selama seminggu. Mudah-mudahan dengan acara ini, santri dapat lebih dekat secara spiritual dengan Tuhan mereka.
Kajian Ta’lim Muta’allim
Kitab ‘Talim Muta’allim’ adalah kitab rujukan tentang tata cara belajar di kalangan santri tradisional. Kitab ini memuat diskursus tentang wajibnya belajar, adab-adab belajar, dan tata cara belajar yang baik dan benar. Tentunya, apa yang dibahas dalam kitab ini dapat berguna bagi santri untuk kesuksesan belajar mereka.
Diskusi
Santri senior tiap minggunya mengikuti acara diskusi yang membahas tentang permasalahan-permasalahan kontemporer.
Lari Pagi
Lari pagi diikuti serentak oleh seluruh santri pada Selasa dan Jum’at pagi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatanan seluruh santri, mengingat tidak semua santri memiliki interest unutk mengikuti kegiatan-kegiatan ekskul olahraga seperti sepak bola, badminton, dan lain-lain.
Jum’at Bersih
Setiap Jum’at pagi, bakda lari pagi, seluruh santri membersihkan kampus pesantren. Hampir seluruh area pesantren dibersihkan dari toilet, kamar, kelas, masjid, lapangan dan lain sebagainya. Diharapakan dengan adanya Jum’at bersih pondok senantiasa bersih dan nyaman untuk di tempati.
SEMESTERAN
Kontes Drama Bahasa Arab
Kontes Drama Bahasa Arab diikuti oleh seluruh kelas di Pesantren Condong tiap semester gasal. Setiap kelasnya menampilkan cerita-cerita unik berbahasa Arab dan dibimbing langsung oleh santri senior dan ustadz yunior. Dengan adanya kontes drama bahasa Arab, para santri mendapatkan kesempatab aplikasi langsung dari pembelajaran bahasa Arab.
Kontes Drama Bahasa Inggris
Kontes Drama Bahasa Inggris yang dilaksanakan setiap semester genap adalah sarana untuk meningkatkan keprigelan santri dalam menggunakan bahasa Inggris. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan kelas se-Pondok Pesantren Condong.
Ujian Tengah Semester
Ujian Tengah Semester dilaksanakan di pertengahan semester. Dengan adanya UTS santri diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi belajar dan memahami mata-mata pelajaran di dalam kelas.
Ujian Akhir Semester
Di akhir semester para santri menghadapi hajatan besar yang bernama Ujian Akhir Semester. Dalam UAS semua pelajaran selama semester diujiankan. UAS terbagi menjadi dua; ujian syafahi (lisan) dan ujian tahriri (tulis).
TAHUNAN
Pekan Perkenalan Khutbatul-‘Arsy
Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy adalah apel tahunan yang wajib diikuti oleh seluruh staf pengajar dan santri. Dalam acara ini, pimpinan pondok memberikan wejangan di hadapan para guru dan santri serta menginformasikan kebijakan-kebijakan lembaga yang akan dilaksanakan selama satu tahun ke depan.
Tarbiyah ‘Amaliyah
Santri akhir Pondok Pesantren Riyadlul-‘Ulum Wadda’wah diberi kesempatan untuk menerapkan teori-teori mengajar yang telah mereka pelajari di kelas dalam program yang bernama ‘Tarbiyah ‘Amaliyah’ (praktek mengajar). Mereka diwajibkan untuk mengajar santri yunior dalam pelajaran dirasah Islamiyah dan bahasa Inggris. Hal ini akan sangat berguna, karena sebagian dari mereka akan disalurkan ke beberapa pondok pesantren.
Panggung Gembira
Panggung Gembira adalah acara yang ditunggu-tunggu oleh setiap santri tiap tahunnya karena setiap kelas berkesempatan untuk menampilkan kreativitasnya dalam bidang kesenian. Santri-santri dibebaskan untuk berkreativitas dan berkesenian, tentunya yang masih sesuai dengan koridor syar’i. Selain itu, ajang Panggu Gembira juga sering digunakana sebagai sarana mempererat persaudaraan antar anggota kelas.
Classix Show
Sebelum meninggalkan pesantren, santri kelas 6 berkesempatan untuk memberikan kenang-kenangan kepada adik-adik mereka dalam ajang pentas seni bertajuk classix show. Biasanya para santri menggunakan acara ini untuk memberikan salam perpisahan kepada pesantren yang telah membesarkan mereka.
Permadani
Permadani atau Perkemahan Nuansa Dakwah Islami adalah kegiatan tahunan pesantren dalam bidang kepramukaan dan dimaksudkan untuk memberikan pendidikan mental kepada seluruh santri. Selain itu, acara ini digelar sebagai rententan penyambutan terhadap santri baru.
Cross Country
Cross Country adalah kegiatan outbond menjelajahi daerah-daerah sekitar pondok pesantren. Kegiatan ini adalah salah satu dari program Gerakan Pramuka Pondok Pesantren Riyadlul-‘Ulum Wadda’wah.
Pekan Hari Besar Islam
Pekan Hari Besar Islam dilaksanakan dalam menyambut hari-hari besar Islam. Para santri biasanya mengadakan bazar, lomba fashion show, dan lain sebagainya.
Lomba Nasyid
Di Pondok Pesantren Riyadlul-‘Ulum Wadda’wah tiap angkatan memiliki grup nasyid masing-masing. Untuk mewadahi kreativitas mereka diadakanlah lomba nasyid tiap angkatan yang diadakan setiap Idul Adha.
Condong Cup
Condong Cup adalah perlombaan tahunan dalam bidang olahraga. Tiap klub olahraga berkompetisi untuk meraih trofi kejuaraan.
Lomba Pidato Empat Bahasa
Untuk lebih mengakrabkan lagi santri dengan kegiatan retorika dan membekali mereka kemampuan public speaking, pesantren mengadakan lomba pidato dalam empat bahasa; Arab, Inggris, Indonesia dan Sunda. Peserta Lomba Pidato Empat Bahasa adalah perwakilan terbaik dari tiap zona muhadloroh (public speaking training).
Musabaqoh Syarhil Kitab
Musabaqoh Syarhil Kitab adalah ajang dalam rangka meningkatkan kecintaan terhadap budaya keilmuan terutama terhadap wacana-wacana keislaman yang telah dibangun oleh para ulama Islam terdahulu. Dalam perlombaan syarhil kitab, para santri diwajibkan untuk menjelaskan isi dari kitab-kitab ulama terkenal dengan bahasa yang jelas, lugas dan cerdas. Mereka juga harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dewan juri.
Bahtsul Masa’il
Bahtsul Masail adalah pembahasan-pembahasan mengenai persoalan-persolalan keagamaan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Santri mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan dewan guru menjawab. Program ini dilaksanakan setiap bulan Ramadlan menjelang buka puasa.
Olimpiade Bahasa Inggris
Untuk meningkatkan ketertarikan santri dalam menguasai bahasa Inggris, pesantren mengadakan Olimpiade Bahasa Inggris setiap tahun. Acara ini mengundang peserta dari beberapa sekolah se-Priangan Timur untuk memperebutkan trophy kejuaraan.
Pekan Literasi Pelajar
Ajang ini adalah media kreatitivas santri dalam bidang membaca dan menulis. Biasanya mereka mengundang penulis nasional yang bukunya telah menyebar di senatro nusantara. Mereka meraup pengetahuan tentang cara menulis, menerbitkan buku, dan lain sebagainya. Acara ini juga dihadiri oleh beberapa perwakilan dari sekolah se Priangan Timur.
Bimbingan Psikologi
Bimbingan psikologi diberikan tiap tahun kepada santri dengan meminta bantuan dari konsultan psikologi Grahita Tasikmalaya. Dengan adanya bimbingan psikologi, diharapkan mereka mampu untuk mengenali diri sendiri.
ORGANISASI SANTRI
Organisasi santri yang ada di Pondok Pesantren adalah Organisasi Santri Pesantren Condong [OSPC]. Organisasi ini bertugas untuk mengatur roda kehidupan santri dari keamanan, bahasa, ubudiyah, olahraga dan lain sebagainya selama 24 jam. OSPC dibantu dengan Dewan Mahasantri Ma’had Aly.
* Staf Pengajar Pesantren Condong